Relawan TIK Ngawi Menghadiri Undangan Launching 4 Pilar Modul Literasi Digital Surabaya
Tapi sekarang, setiap orang yang terkoneksi ke internet juga dituntut untuk memiliki KECAKAPAN DIGITAL.
Dalam rangka mempercepat program transformasi digital Indonesia dan mendorong peningkatan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi masyarakat Indonesia, diperlukan upaya dan strategi untuk memaksimalkan Literasi Digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan 12,4 juta warga Indonesia makin cakap digital pada tahun 2021. Menteri Kominfo Johnny G. Plate menegaskan hal itu sebagai upaya untuk mengimbangi pembangunan infrastruktur digital guna mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Menurut Menkominfo, pandemi Covid-19 telah membawa dampak besar terhadap kehidupan di berbagai lini yang mendorong setiap orang beraktivitas, berinteraksi, dan bermigrasi ke ruang digital.
“Guna menjadikan momentum pandemi Covid-19 sebagai titik lompatan besar yang strategis menuju Indonesia Maju, Bapak Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan terkait Akselerasi Transformasi Digital Nasional,” jelasnya dalam Grand Lauching 4 Pilar Kurikulum dan Modul Literasi Digital di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (16/04).
Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama mitra jejaring GNLD Siberkreasi telah menyusun sebuah Peta Jalan Literasi Digital tahun 2021-2024 yang terdiri dari 4 (empat) kerangka yaitu Digital Skills, Digital Safety, Digital Ethics dan Digital Culture.
“Keempat sektor prioritas tersebut adalah kunci dalam mendorong kapabilitas, produktivitas, dan peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia di era transformasi digital ini,” ungkapnya.
Berkaitan dengan infrastruktur digital, Kementerian Kominfo bersama dengan ekosistem terkait tengah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk menjangkau daerah-daerah yang belum memiliki akses internet memadai di seluruh penjuru Nusantara.
Namun demikian perlu diingat bahwa pembangunan infrastruktur telekomunikasi wajib dibarengi dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan memanfaatkan layanan internet tersebut,” tegas Menkominfo.
Tanpa kesiapan SDM, ruang digital justru berpotensi digunakan untuk tujuan penyebaran konten negatif seperti penipuan daring, perjudian, prostitusi online, disinformasi atau hoaks, pencurian data pribadi, perudungan siber (cyberbullying), ujaran kebencian (hate speech), penyebaran paham radikalisme atau terorisme di ruang digital, dan sebagainya.
Kerangka tersebut kemudian dikembangkan menjadi Modul Literasi Digital yang disusun oleh tim penulis dari Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI) bersama dengan Tim Literasi Digital Kementerian Kominfo dan juga melibatkan para pegiat literasi digital GNLD Siberkreasi.
Modul ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para narasumber dan peserta dalam mengikuti program Literasi Digital dan sebagai salah satu dat pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia di masa mendatang.
“Dan mudah-mudahan nanti program ini diteruskan oleh kabinet yang baru. Yang pertama tentu saya berterima kasih kepada rekan-rekan media, dan secara khusus kepada Ibu Gubernur Jawa Timur yang hari ini ikut hadir dalam rangka Launching Modul Literasi Digital Nasional kita. Karena melibatkan 12,4 Juta masyarakat, maka akan dilakukan di dalam lebih dari 20.000 kegiatan,” jelasnya dalam Grand Lauching 4 Pilar Kurikulum dan Modul Literasi Digital di Surabaya, Jawa Timur
Lebih lanjut, Menteri Johnny menyatakan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang handal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat mendesak untuk diupayakan secara masif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami digital talent gap atau kesenjangan talenta digital, dimana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun; atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya,” tuturnya.
Menyadari kebutuhan akan talenta digital Indonesia yang begitu besar, Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup 3 (tiga) tingkatan kecakapan digital.
“Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat,” ujar Menkominfo.
Lebih lanjut, Menteri Kominfo mengatakan program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di Tiongkok, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
“Di tingkat menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya. Program ini mengajarkan berbagai kecakapan era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication, dan sebagainya. Tahun 2021 ini, kami memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia dengan tema-tema seperti tersebut sebelumnya,” urainya.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 3.300 peserta dari seluruh kota/kabupaten secara daring; 250 peserta secara luring di lima kota, dengan menjalankan protokol kesehatan; serta 10 ribu penonton dari berbagai kabupaten/kota di Indonesia melalui saluran Youtube. Bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, pemerintah daerah, sekitar 110 lembaga dan organisasi organisasi kemasyarakatan yang akan melakukan secara bersama-sama, kerja kolaboratif.
Grand Launching Kurikulum dan Modul Literasi Digital dilaksanakan pada tanggal 16 April 2021 di 5 kota terpilih: Surabaya, Tangerang Selatan, Aceh, Yogyakarta dan Lampung. Live via Youtube Kemkominfo, channel Siberkreasi, dan Facebook Page Siberkreasi.
#Siberkreasi #ModuILiterasiDigital #MakinCakapDigital
0 Komentar